Cerita Anak – Hayun Ingin Jadi Juara

Hayun Ingin Jadi Juara

Cerita Anak: Impian Nopitasari

Versi Cetak: Kedaulatan Rakyat, November 2015

Narator: Indah Darmastuti

download

Sudah sebulan Hayun berada di kota Perth, Australia. Ibu Hayun harus melanjutkan studi ke negeri kanguru tersebut. Bapak Hayun juga ikut serta. Hayun senang sekaligus sedih, senang karena bisa ikut bertualang bersama orang tuanya di luar negeri, tapi juga sedih karena harus meninggalkan Bantul, kota yang dicintainya, meninggalkan teman-temannya, ikut bapak ibunya ke luar negeri, berarti harus pindah sekolah juga.

“Hayun senang di sekolah baru?” tanya bapak suatu hari.

“Senang, Pak, teman Hayun baik-baik, ibu gurunya juga ramah. Hayun senang, walau kadang masih nggak ngerti bahasanya.” cerita Hayun.

Bapak Hayun tersenyum senang mendengar cerita anaknya. Ketika Ibu Hayun harus belajar di kampus, bapak yang menemani Hayun belajar atau bercerita. Hayun juga senang mendengar bapaknya bercerita tentang pekerjaannya sebagai supir truk. Sekali dua kali kalau ada kesempatan, Hayun diajak naik truk bersama.

“Pak, bulan depan Hayun ada lomba lari antar kelas. Hayun ingin jadi juara, seperti bapak,”

“Hayun ingin juara berapa?” tanya bapak.

“Juara satu dong,” kata Hayun semangat.

“Kalau begitu, Hayun harus rajin berlatih,”

“Siap bos!”

***

Beberapa hari ini Hayun memang rajin berlatih berlari. Hari ini Hayun ditemani ibu yang kebetulan libur kuliah. Hayun berlari di sekitar rumah, di taman, bahkan saking semangatnya, Hayun sering mimpi berlari.

“Bu, pokoknya Hayun harus jadi juara satu,” kata Hayun pada ibunya. Mereka sedang duduk-duduk istirahat di taman kota.

“Bagus, Hayun harus semangat, tapi jangan lupa yang lain ya. Belajar, makan dan istirahat yang cukup.” Pesan ibu.

“Oke, bu,”

Hari dilaksanakan lomba lari pun tiba. Sekolah ramai sekali. Bapak Ibu Hayun ikut serta memberi semangat. Mereka tak henti-hentinya bertepuk tangan melihat aksi Hayun ketika berlari. Peserta lain pun tak kalah semangatnya. Akhirnya Hayun berhasil masuk final.

Bapak Ibu semakin semangat menyoraki Hayun. Hayun berlari melawan Amber, Joanne dan Ling yang tak kalah cepatnya. Tepuk tangan semakin meriah ketika masing-masing peserta tiba di garis finish. MC pun memanggil para juara 1, 2, dan 3 untuk naik ke atas podium.

Amber juara 1, Ling juara 3, sedangkan Hayun mendapat juara 2. Bapak Ibu Hayun tersenyum bangga melihat ibu guru mengalungkan medali.

“Selamat Pak Iqbal, Bu Nurul, Hayun berhasil menjadi runner up,” Bu Erica menyalami bapak ibu Hayun.

“Terima kasih Bu Erica,” kata bapak ibu.

Bapak ibu gembira, mereka mengajak Hayun jalan-jalan seusai acara sekolah. Tapi Hayun malah terlihat murung.

“Kenapa Hayun? Bukannya Hayun seneng dapat juara?” tanya bapak yang heran dengan sikap Hayun.

“Hayun sedih, Pak, Hayun nggak dapat juara 1, Hayun pengennnya kan dapat juara 1, bukan juara 2,”

Bapak memeluk Hayun, ibu mengusap kepala Hayun. Lalu bapak berkata “Ndhuk, jadi juara 1 memang bagus, tapi juara 2 juga nggak jelek kok, bahkan kalau tadi Hayun nggak juara pun, bapak sama ibu nggak akan marah. Yang penting Hayun sudah berusaha dengan baik, Hayun semangat ikut memeriahkan acara sekolah, yang penting Hayun gembira, itu yang paling penting bagi bapak dan ibu,”

“Iya Ndhuk, yang penting Hayun sudah berusaha, Hayun membuktikan kalau anak Indonesia juga nggak kalah dengan anak luar negeri. Karena itu bapak ibu memberimu nama Memayu Hayuning Bumi agar Hayun bisa berjuang, untuk terus memperindah wajah dunia. Senyum lagi ya sayang.” Ibu menghibur Hayun.

Mereka bertiga berpelukan. Hayun sudah tidak sedih lagi. Hayun bahagia mempunyai orang tua yang sangat menyayanginya. Mereka pun meneruskan jalan-jalan menikmati sore yang indah di negeri kanguru.

***

Bagikan Postingan ini

Leave a Comment