Penulis : Maulidan Rahman Siregar
Penutur : Astuti Parengkuh
Ilustrasi musik : Endah Fitriana
dalam ketawamu kau tangisi
kepergian kekasihmu yang
memilih bertempur dengan Ibukota
yang mengajarinya menangis
tak lupa kau bilang kuat-kuat
kau akan menulis namanya
di setiap pohon yang berdoa
agar selalu hujan
di punggung ojek online yang kau
tumpangi, kau bedoa. agar seluruh
lelaki mati, dan mengubur diri
sendiri.
dan bedak kekasihmu.
serta belah dadanya.
beradu tumpah di televisi.
kau menangis dalam tahun-tahun
panjang, dalam sendiri.
dalam sepi, kau selalu berusaha
sembunyi.
sudah kubilang, jangan mati dulu.
kau malah bunuh diri. kekasihmu
menjadi menantu presiden, dan
seluruh televisi menayangkan mukanya.