Seandainya Hujan (Karya Aprilia Ciptaning Maharani)
Di kala hujan, ia merasa sedih
Ingatan-ingatan yang menubruknya,
membuat luka lama kembali menganga
Serupa rekaman orang-orang; kobaran api
yang menyala-nyala, asap hitam yang membumbung tinggi,
karat besi kendaraan, dan puing-puing sisa bangunan
Di kala hujan, ia merasa sedih
Mulutnya mengatup diam,
sedang suara hujan tak henti-hentinya menyambar
membuat kegaduhan di telinga
Kalau saja ia bisa mendatangkan
hujan pada waktu itu
Ia ingin, agar hujan beramai-ramai turun dari langit
membawa pasukan yang menandingi
kerumunan massa siang itu
mengguyur jiwa-jiwa pesakitan,
hati yang penuh dengan luka-luka
Ia ingin, hujan membawa dingin airnya
membasuh amarah dan dendam yang dibawa-diteriakkan
oleh massa
di tahun 1998
19 Mei 2018
Ditulis usai mendatangi pameran foto di Monumen Pers
“Refleksi Mei 1998 di Solo”