Puisi – Seandainya Hujan

 

Seandainya Hujan (Karya Aprilia Ciptaning Maharani)

 

Di kala hujan, ia merasa sedih

Ingatan-ingatan yang menubruknya,

membuat luka lama kembali menganga

Serupa rekaman orang-orang; kobaran api

yang menyala-nyala, asap hitam yang membumbung tinggi,

karat besi kendaraan, dan puing-puing sisa bangunan

Di kala hujan, ia merasa sedih

Mulutnya mengatup diam,

sedang suara hujan tak henti-hentinya menyambar

membuat kegaduhan di telinga

Kalau saja ia bisa mendatangkan

hujan pada waktu itu

Ia ingin, agar hujan beramai-ramai turun dari langit

membawa pasukan yang menandingi

kerumunan massa siang itu

mengguyur jiwa-jiwa pesakitan,

hati yang penuh dengan luka-luka

Ia ingin, hujan membawa dingin airnya

membasuh amarah dan dendam yang dibawa-diteriakkan

oleh massa

di tahun 1998

 

 

19 Mei 2018

Ditulis usai mendatangi pameran foto di Monumen Pers

“Refleksi Mei 1998 di Solo”

Bagikan Postingan ini

Leave a Comment